1. Waktu reduksi decimal (decimal reduction time): waktu yang diperlukan untuk menurunkan jumlah populasi menjadi 10% ukiran aslinya.
2. Waktu sintasan khas (specific survial time): ukuran derajat kemampuan tumbuhan menyimpan air di pucuknya setelah terhentinya pemberian air.
3. Wanda (phisiognomy): penampilan suatu komunitas tumbuhan atau vegetasi, fisiognomi menyerupai tetua betina.
4. Warna intravital (intravital staining): pewarnaan sel hidup tanpa membunuhnya
5. Wilayah biotik (biotic area): daerah luas yang dapat dibatasi berdasarkan flora dan faunanya
6. Walikukun: jenis tumbuhan pohon, schoutenia ovate (tiliaceae),kayunya digunakan sebagai bahan bangunan.
7. Walnut: jenis tumbuhan pohon genus juglans; buahnya seperti kenari
8. Waringin: jenis tumbuhan pohon (beringin)
9. Wirightia: bentawas (sejenis tumbuhan pohon)
10. Wudani: jenis tumbuhan pohon merambat serta berbatang tebal dan berduri
11. Wadi: saluran sungai berlantai rata dan bertebing curam yang terdapat di daerah gersang.
12. Waktu generasi: selang waktu yang diperlukan sel untuk membelah diri.
13. Waktu hunian: lama waktu suatu objek tinggal atau berada dalam suatu system.
14. Waktu penyajian: waktu minimum yang diperlukan untuk menghadapkan makhluk suatu sumber rangsangan hingga terjadinya tanggapan.
15. Waktu perangkapan: waktu rata-rata yang diperlukan jumlah sel atau individu dalam sustu populasi untuk menggandakan diri sebanyak dua kali.
16. Waktu perputaran: rentang waktu dari kelahiran hingga kematian suatu makhluk,waktu yang diperlukanuntuk melengkapkan daur hidupnya dalam suatu system.
17. Waktu reaksi: jarak waktu antara suatu rangsangan dan timbulnya tanggapan terhadap rangsangan tersebut.
18. Wana wisata: wisata di daerah hutan.
19. Warna apatetik: pola warna yang panuh tipuan untuk mengelabui pemangsa.
20. Warna aposem: warna peringatan tanda bahaya yang digunakan untuk perlindungan.
21. Warna kilasan : warna yang mencolok yang terletak pada bagian tubuh hewan yang dapat disembunyikan untuk membantu penyamaran dalam menghindari pemangsa.
22. Warna pembingung : pewarna perlindungan yang dapat membingungkan pemangsa dengan jalan memberikan sesuatu yang berada sesuai dengan keadaan pergerakan mangsa.
23. Warna pengarah: tanda-tanda pada permukaan yang dapat memindahkan perhatian atau serangan pemangsa yang terdapat pada bagian tidak vital tubuh mangsa.
24. Warna penggara : warna mencolok untuk menunjukkan sifat beracun, tak dapat dimakan dan sifat berbahaya suatu makhluk kepada pera pemangsanya.
25. Warna perlindungan : warna dan tanda tubuh yang menyerupai substrat dan lingkungan sehingga membantu untuk menghindari musuh atau pemangsanya.
26. Warna proaposem : warna peringatan yang sering di perlihatkan hewan beracun yang tidak dapat dimakan.
27. Warna pseudoposem : warnaperingatan yang sering berbentuk tipuan.
28. Warna sinaposem : warna perlindungan yang isyarat peringatannya dimiliki bersama dengan jenis lain.
29. Wabah: penyakit menular yang berjangkit dengan cepat yang menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.
30. Wabah hewani: wabah penyakit hewan.
31. Watershift : perubahan lokasi air dari satu ruang tubuh ke ruang tubuh lainnya.
32. Wallacea : zona transisi antara kawasan zoogeografi Oriental dan Australia yang terletak di antara garis Wallaceae dari garis Weber dan meliputi Sulawesi, Lombok Sumbawa, Flores dan Timor.
33. Waktu ledak (residence time) : lama waktu terjadinya adsorpsi fag sampai fag-fag baru lepas.
34. Wawasan (realm) : suatu biogeografi terbesar meliputi zona-zona iklim dan fisiografi utama.
35. Wawasan biogeografi : pembagian utama lingkungan terrestrial yang dicirikan oleh biota khasnya.
36. Wawasan Holarktik : daerah fauna terdiri atas Eropa, Afrika Utara sampai ke Sahara, Asia sampai ke pegunungan Himalaya dan Amerika Utara sampai ke Meksiko.
37. Wawasan lemur :daerah fauna yang terbatas pada pulau Madagaskar.
38. Weismannisme : konsep yang menyatakan bahwa cirri perolehan tidak diwariskan dan bahwa hany perubahan nutfah yang diteruskan dari generasi ke generasi.
39. Waluh : labu air (Lagenaria vulgaris)
40. Wereng tonggeret : mengisap cairan tubuh tanaman.
41. Wereng coklat: nulaparvata lugens, biasa menyerang tanaman padi dan menularkan virus penyakit ”terbakar” pada padi.
42. Wereng hijau: jenis yang merusak padi, dapat menyebabkan virus penyakit tungro.
43. Wereng loreng: recilia dorsalis, menyerang padi, dan menularkan virus yang menyebabkan daun padi menjadi layu.
44. Wereng mangga: idioscopus niveosparsus, yang menyerang putik mangga, tunas dan bunga.
45. Widuri : jenis tumbuhan semak, daun berbentuk cawan yang dangkal, ujungnya runcing, berwarna keputihan, Calotropis gigantean.
46. Waru: jenis tumbuhan pohon, Hibiscus tiliaceus, biasa tumbuh di pantai yang tidak berawa, digunakan sebagai pohon peneduh.
47. Waru landak: jenis tumbuhan perdu rendah, Hibiscus mutabilus (malvaceae)
48. Wheat: gandum, triticum vulgare.
49. Widosari: kembang pengante, porana volubilis (convolvulaceae)
50. Wild type: jenis liar, jenis yang terdapat di alam bebas, jenis yang tak mengalami mutasi
51. Wild life: kehidupan liar, kehidupan alam bebas
52. Wolf: serigala, canis nubilis.
53. Worm: ulat serangga
54. Womb: serangga lebah madu
55. Wortel: daucus carota, jenis sayur yang banyak mengandung pro-vitamin
Referensi:
Rifai, mien. A. 2002. Kamus Biologi. Jakarta: Balai Pustaka
Sudjana, Adung & We Daindra. 2011. Kamus Saku Biologi Edisi Terbaru. Jakarta: Widyatamma Pressindo
Tim GBS. 2007. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Penerbit GBS
Nama: siti musliyani
Nim: 201010070311117
Kls: 3 C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar